Jumat, 23 Januari 2015

Wanita Hebat itu Ibu



Ibu

Ibu adalah nama lain dari kasih sayang yang indah, yang diberikan Allah sebagai rahmat bagi hambaNya. Ibu ibarat malaikat yang menjadi pelindung anak- anaknya dari setiap kejahatan yang akan menyakiti mereka. Bahkan ketika manusia terlahir tanpa dampingan seorang ibu, rasanya mereka akan siap menukar apapun yang dimilikinya demi kehadian sang ibu tercinta. Maka tak heran jika seorang ibu selalu diagungkan kebaikannya, baik ketika dia masih ada ataupun sudah tiada. Setiap anak akan begitu nyaman berada di samping ibunya. Karena itulah, secara alamiah pula, anak-anak melihat ibu sebagai sosok panutan yang patut diikutinya.
Maka tak dipungkiri lagi, jika ibu adalah ibarat guru pertama bagi anak-anak. Dengan ibu jugalah, anak- anak belajar mengenali dan mempelajari dunia ini.
Dibandingkan ayah, ibu adalah sosok yang penuh kasih. Kalau ayah lebih kuat dengan pendekatan logis, ibu dikenal dengan pendekatannya yang emosional dan penuh cinta. Jadi, tak salah jika anak belajar segala hal yang bersifat emosional—empati, rasa hormat, kasih sayang, penghargaan terhadap orang lain, dan lain-lain—dari ibunya. Untuk itu, ibu adalah sosok yang tepat ajarkan empati pada anak. Ibu-lah yang mengajari si kecil bagaimana menghormati orang yang lebih tua. Ketika bertemu orangtua atau orang yang dituakan, Ibu mencium tangan dan meminta anak untuk melakukan hal yang sama, misalnya. Tentu, ini tidak hanya sekadar meminta anak mencium tangan, tetapi dengan penjelasan mengapa ia perlu  melakukan itu. Atau, ketika anak bertanya mengapa ia harus mencium tangan nenek, Ibu dapat menjelaskan bahwa nenek adalah orang tua di dalam keluarga dan harus dihormati. Sebaiknya gunakan kesempatan anak bertanya tersebut untuk memberi penjelasan yang memadai. Sesibuk apa pun, ketika anak bertanya, Ibu sebaiknya tidak memberi jawaban apa adanya. Misalnya, “Karena nenek adalah orang tua.”Eksplorasi keingintahuan anak dengan menjelaskan bahwa hal tersebut juga perlu dilakukan kepada orang yang dituakan lainnya. Misalnya, kepada paman atau bibi si anak. Atau kepada orangtua temannya, juga kepada guru di sekolahnya kelak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar